Repost dari note fb sih, tapi semoga masih bermanfaat.. :)
Berakit-rakit
ke hulu, berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit
dahulu, bersenang-senang kemudian
Sadarkah,
merakit sebuah rakit itu lebih menyakitkan dibandingkan dengan hanya
menaikinya.
Ya, kita ada
pada tahap itu sekarang.
Mencari,
mengumpulkan, memotong, menata dan mengikat bambu menjadi sebuah rakit. Langkah
yang panjang dan letih bukan?
"Kenapa
harus berfikir kalau kita ada di posisi tersulit sih? Bukannya lebih baik kita
berfikir kalau apa yang sedang kita jalani ini lebih mudah sehingga kesenangan
akan datang lebih cepat. Berfikir positif aja sih!", kata seorang teman.
"Posisi
tersulit bukan berarti posisi terburuk kan? Saya nggak negatif thinking kok.
Justru yang berfikir negatif hanya akan memandang sebelah mata pada posisi ini.
'Buat apa capek-capek merakit rakit kalau kita bisa memakai rakit yang sudah
ada?!'
Iya, silakan
saja kalau kamu mau pakai itu. :) "
Dalam hati
saya masih yakin, sekali lagi, posisi tersulit bukan posisi terburuk.
Mari melihat
makna leksikal dari baris pertama tulisan ini. Saya membayangkan saya ada di
posisi perakit sebuah rakit.
Lelah
memang, tapi apa yang mereka rasakan ketika rakit itu sudah jadi? Gembira.
Lega.
Itu saja?
Sudah puas?
Belum!
Rakit itu
tak berarti apa-apa jika hanya terdiam. Gunakan rakit itu sebagaimana
fungsinya. Ya, membawamu mengarungi sungai.
Sudah bisa
merasakan?
Banggakah
kamu? Melihat dan merasakan manfaat dari rakit yang telah kamu rakit.
"Ya,
saya bangga", jawab seorang teman.
"Sudah
cukup? Saya belum.
Saya akan
lebih bangga jika saya mengajak orang lain untuk menumpang, merasakan manfaat
rakit ini bersama."
"Berarti
hanya dengan berakit kita sudah bahagia? Bagaimana dengan klausa kedua kalimat
pertamamu?"
"Tentu
tidak, kita memang harus berenang untuk sampai ke tepi."
"Tapi.."
"Pasti
kamu ingin mengatakan kenapa tidak dengan rakit ini saja kita ke tepi?"
"Yah.."
"Ini
yang namanya menghargai proses daripada sekedar hasil akhirnya. Apakah kamu
memikirkan perasaan orang-orang yang menumpang rakitmu? Mereka memang akan
bahagia setelah sampai di tepian, tanpa merakit, tanpa mendayung. Tapi jika itu
kamu, banggakah kamu?
Biarkan
mereka merasakan kebanggaan atas usaha mereka berenang dan disambut keluarganya
yang menanti di tepian. Tapi jangan lupa menemani mereka berenang. Kamu akan
merasakan sesuatu yang tak dapat diungkapkan ketika kamu juga telah sampai di
tepi, memeluk erat keluarga yang menantimu, dan melihat orang-orang yang kamu
bawa dengan rakitmu juga sedang memeluk erat keluarga mereka dengan bahagia.
Masih berpikir jika mengumpulkan bambu itu pekerjaan yang buruk?"
"
Terima kasih :) "
"Terimakasih
juga atas senyum penuh maknamu. Aku tau kamu cerdas. Mengerti apa saja yang
bisa kamu ambil dari tulisan ini. Ambil saja semua yang bisa kamu ambil, yang
benar, yang berguna untukmu. Yang salah biar jadi milikku, dan benahilah agar
menjadi benar sepertimu. Seperti ketika kamu mengambil bambu untuk merakit
rakitmu, ambilah bambu yang lurus, ketika kamu temukan bambu yang bengkok,
potonglah, dan jika pendek maka sambungkan dengan bambu lain yang lurus agar
rakit itu tetap bisa kamu gunakan. "
0 comments:
Post a Comment