Langsung aja yuk saya ceritain gimana serunya nyusun itinerary 7 hari 6 malam kami ke Jepang awal Desember kemarin.. Sejak dapat tiket pesawat dan penginapan, tiap weekend kami semangat banget nyusun itinerary.. Mulai dari nyari tempat-tempat yang pengen kami kunjungi beserta akses transportasi dan budgetnya.. Serunya adalah ketika itinerary udah 90% beres, tapi harus berubah H-2 sebelum keberangkatan.. Akhirnya H-1 saya ganti format itinnya.. Saya kelompokin destinasi-destinasi yang deketan atau searah dalam satu hari, tanpa saya tulis urutan harinya.. Setelah itu ditempel di buku biru, baru kami tentukan harinya setelah liat sikon dan cuaca disana.. Oiya tentang buku biru ini adalah semacam agenda gitu.. Isinya adalah berbagai catatan info penting dan kliping tentang tempat-tempat yang pengen kami kunjungi di Jepang..
Perjalanan kali ini sengaja kami buat santai, maksud hati biar bisa menikmati setiap sudut Tokyo dan maklumlah bumil ini nggak boleh terlalu lelah menghadapi beban hidup.. Selama hampir seminggu kami fokus keliling Tokyo aja.. Jadilah dalam sehari cuma 2 sampai 3 tempat yang kami kunjungi..
Apa aja sih tahapan nyusun itinerary, versi saya tentunya :
1. Tulis semua tempat yang ingin dikunjungi
Tentukan semua tempat wisata yang jadi target kunjungan kita.. Bisa dari browsing atau kumpulin info-info dari travel fair.. Nggak usah mikirin jaraknya dulu deh.. Catat semuanya bisa di buku atau diketik dimanapun terserah kalian.. Oiya, yang dicatat jangan cuma nama tempatnya aja yaa.. Silakan cari dan catat info sebanyak-banyaknya seperti, itu jenis tempat apa, stasiun terdekatnya, jam operasionalnya dan tarif masuk tempat wisata jika ada..
2. Peta
Selanjutnya cari peta kota tujuan (bisa pakai google maps sih) dan juga peta transportasinya.. Kalo di Jepang wajib banget tahu peta jalur kereta api di sana karena transportasi favoritnya adalah kereta.. Kecuali kalo punya banyak duit sih bisa naik taksi.. Hehehe
Cari lokasi tempat-tempat wisata tujuan kita di peta.. Beruntung saya dan suami nggak buta peta, jadi ini perkara gampang.. Jika sudah tahu lokasinya, cari info juga stasiun terdekat dari tempat tersebut.. Cocokkan dengan peta jalur transportasi, apakah stasiun-stasiun terdekat berada pada satu jalur atau harus pindah jalur.. Selanjutnya kelompokkan tujuan-tujuan terdekat (yang masih satu kawasan/daerah), kalo bisa yang satu jalur jadi nggak perlu sering-sering ganti kereta.. Ini penting untuk menghemat waktu, ongkos, dan tenaga kita selama di sana.. Dalam satu kelompok mungkin bisa 3-4 bahkan lebih tempat wisata, dan dalam satu hari kita bisa mengunjungi 1-2 kelompok daerah.. Disesuaikan aja sama tenaga kita..
3. Tentukan waktu dan tarif perjalanan
hyperdia.com |
Setelah itu, catat semuanya dan rapikan dalam bentuk tabel seperti contoh saya di atas.. Bagus lagi kalo tabelnya warna-warni terutama bagian yang menunjukkan jenis atau jalur kereta biar kita gampang ingetnya karena kalo liat peta jalur kereta bakalan warna-warni banget.. Keliatannya sih emang ruwet dan susah diapalin.. Tapi kalo kita nyusun semuanya sendiri, sering buka mapnya dan yang paling penting nggak buta peta, pasti cepet ngerti dan cepet hapal juga sama jalur-jalurnya..
Oiya kenapa pada kolom "jam" saya kosongin??? Biasanya kalo saya bikin itinerary itu lengkap dengan estimasi waktu berapa lama saya berada di suatu tempat.. Tapi perjalanan kali ini emang khusus.. Saya dan suami sepakat kalo kita santai aja, kalo capek ya istirahat, kalo udah bosen ya pulang.. Mengingat kondisi fisik yang sedang berbadan dua dan cuaca yang sangat berbeda dengan di Indonesia..
4. Tentukan harinya
Kalo dilihat tabel saya di atas tidak mencantukan hari dan tanggal di masing-masing kelompok, itu karena memang kami baru menentukan harinya ketika sudah sampai di Jepang.. Kecuali yang ke Kawaguchiko 2 hari terakhir itu memang sudah fixed..
Dalam menentukan hari, kita harus pinter-pinter baca primbon.. Eh bukan.. Maksudnya baca situasi dan kondisi.. Terutama cuaca di tempat tujuan.. Pas kita lihat ramalan cuaca disana, tanggal 7 Desember (kami berangkat dan sampai di Jepang tanggal 6 Desember) cuacanya mendung dan paling dingin dalam satu minggu itu.. Sehingga kami putuskan pada hari itu kami pergi ke tempat yang bukan area taman, dan terpilihlah Shinjuku dan sekitarnya untuk kami datangi pada hari tersebut.. Pada hari yang paling cerah dan matahari bersinar terang (tapi tetep kedinginan), kami pilih pergi ke taman di Imperial Palace lanjut liat sunset di Odaiba.. Satu lagi, dalam list kami ada kunjungan ke masjid Tokyo, sehingga kami atur kunjungan ke masjidnya bertepatan pada hari Jumat sekalian biar suami nggak ketinggalan ibadah sholat Jumatnya.. Pokoknya jangan males-males liat ramalan cuaca deh, apalagi kalo lagi beda musim gini..
5. Perkirakan budget
Ini bisa masuk ke tahap persiapan umum, bisa juga masuk ke itinerary.. Dari hasil semua penelusuran kan kita sudah dapat tarif perjalanan selama di Jepang dan tiket masuk tempat wisata.. Sekarang tambahkan perkiraan biaya makan sehari-hari dan keperluan belanja oleh-oleh misalnya.. Terus tinggal ditotal dan konversikan ke rupiah.. Kemudian siapkan uangnya dan pergi ke money changer buat nuker uang kita ke yen Jepang.. Kalo tanya biaya makan di Jepang berapa, kira-kira 500 sampai 1000 yen sekali makan.. Tergantung kita mau makan yang biasa apa mewah.. Kalo mau lebih murah lagi juga bisa.. Beli aja onigiri atau sushi roll di minimarket-minimarket yang ada di sana.. Dijamin lebih hemat..
Saya punya tips menghemat budget selama di Jepang, terutama biaya perjalanannya.. Gunakan Suica card.. Ini semacam e-money kalo di Indonesia.. Kalo ada yang sering denger Suica dan Pasmo, sebenarnya kedua kartu itu prinsipnya sama.. Bedanya hanya Suica diterbitkan oleh perusahaan JR, sedangkan Pasmo diterbitkan oleh Tokyo Metro.. Tapi kali ini yang saya gunakan adalah kartu Suica.. Selain memurahkan, kartu Suica ini juga memudahkan kita dalam bertransaksi lho.. Pertama, memudahkan karena untuk naik kereta atau bus kita tinggal tap kartunya aja tanpa perlu beli tiket reguler (di mesin tiket) setiap mau ke stasiun tujuan.. Lumayan hemat waktu kan.. Dan ternyata tarifnya juga sedikit berbeda.. Jika kita beli tiket reguler di mesin tiket, biaya yang dikenakan adalah hasil pembulatan (pastinya pembulatan ke atas).. Kalo pake Suica, saldo kita akan berkurang sesuai tarif sebenarnya.. Kedua, selain bisa digunakan untuk naik kereta dan bus, Suica card juga bisa digunakan untuk membeli makanan atau minuman di vending machine, menggunakan coin locker, atau berbelanja di merchant-merchant yang ada logo suica nya..
Bagaimana mendapatkan kartu Suica??? Cari aja mesin Suica di stasiun kereta JR (yang di bandara juga pasti ada), kalo bingung jangan malu bertanya sama petugas.. Untuk cara bikinnya bisa browsing di internet atau liat di youtube (saya nggak akan bahas disini karena bakal panjang banget), atau kalo males ya tanya lagi aja sama petugas di sana.. Pasti mereka dengan senang hati membantu kok, tanpa pamrih.. Hmmm
Untuk biaya pengisian pertama minimal 2000 yen, dengan 500 yen sebagai deposit (tenang, bisa direfund kok) jadi saldonya adalah 1500 yen.. Selanjutnya bisa diisi ulang sesuai kebutuhan di mesin Suica yang tersebar di semua stasiun.. Kalo udah mau pulang bisa direfund dengan biaya 220 yen (kalo ga salah) dan 500 yen deposit awal kita tadi juga bisa kembali.. Atau kalo mau disimpan juga boleh.. Suica card ini masa berlakunya 10 tahun kok.. Siapa tahu tiap tahun bisa ke Jepang yaa.. AAMIIN..
Ada pilihan lain selain Suica, yaitu Rail Pass.. Bisa JR Pass atau Tokyo Metro Pass (khusus Tokyo).. Tapi kita harus tahu dulu kereta apa aja yang akan kita pakai selama di Jepang dan perhitungkan biayanya juga.. Jangan sampai yang tadinya mau murah malah jadi tekor karena salah pilih rail pass.. Kalo saya sih liat rute perjalanan saya adalah campuran dari line nya Tokyo Metro dan JR makanya saya nggak pakai kedua rail pass itu dan milih pakai Suica aja..
Udah ah bahas itinerarynya.. Takut kepanjangan.. Balik lagi aja ke persiapan lainnya yang ada di post sebelumnya.. Semoga bermanfaat yaa.. ;)
makasih udah share itinerarynya kak
ReplyDeleteHarga tepung